Kucing memang terkenal suka pilih-pilih makanan. Nggak heran kalau cat owners sering dibuat pusing saat mencari makanan yang sesuai dengan selera si meong.
Pilih yang cocok di lidah atau yang nutrisinya lengkap? Harus dua-duanya-lah!
Asupan nutrisi yang seimbang itu penting banget buat kucing!
Nutrisi yang cukup bikin tubuh kucing berfungsi dengan optimal, menjaga daya tahan tubuhnya, dan membuatnya lebih aktif serta bahagia.
Kalau kesehatannya terjaga, kamu juga nggak perlu sering-sering ke dokter hewan yang biayanya bisa bikin kantong jebol.
Nah, gimana sih cara memilih makanan kucing yang tepat?
Jangan pusing!
Yuk, simak panduan lengkap di pyupyu.com supaya kamu bisa jadi majikan yang lebih bijak buat si kucing di rumah!
Memahami Kebutuhan Nutrisi Kucing
Sebelum sibuk milih makanan kucing, kamu harus paham dulu kebutuhan tubuh kucingmu.
Nah, ada 5 nutrisi utama yang wajib ada dalam makanan kucing.
Apa aja sih? Yuk, kita bahas satu per satu!
1. Protein
Protein adalah nutrisi yang paling penting untuk kucing.
Kenapa?
Kucing adalah obligate carnivore atau karnivora sejati. Artinya, mereka sepenuhnya bergantung pada protein dari daging untuk bertahan hidup.
Ini yang membedakan kucing dari anjing, yang meskipun karnivora masih bisa beradaptasi sebagai omnivora.
Kucing benar-benar membutuhkan protein dalam menu hariannya.
Jika kekurangan protein, tubuh kucing akan mulai memecah otot dan jaringan sendiri untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya.
Tentu kita tidak ingin hal ini terjadi pada anabul kesayangan, bukan?
2. Lemak
Selain protein, lemak juga memegang peran penting dalam memenuhi kebutuhan nutrisi kucing.
Jika protein berfungsi sebagai bahan pembangun otot dan jaringan tubuh, lemak adalah sumber energi bagi kucing.
Lemak sangat dibutuhkan untuk mendukung aktivitas sehari-hari si meong, mulai dari berlarian, melompat, sampai sekadar mengintip burung di luar jendela.
Tidak hanya sebagai sumber energi, lemak juga membantu kucing menyerap dan memanfaatkan nutrisi tertentu, seperti vitamin A, D, E, dan K, yang larut dalam lemak.
Tanpa lemak yang cukup, proses penyerapan nutrisi ini bisa terganggu dan memengaruhi kesehatan kucing secara keseluruhan.
3. Vitamin
Vitamin merupakan komponen berikutnya dalam kebutuhan nutrisi kucing.
Kucing membutuhkan vitamin A, D, B1, B2, B3, dan B6.
Vitamin-vitamin ini berguna untuk menjaga kesehatan mata, kulit, bulu, sistem saraf, dan metabolisme kucing.
Kendati demikian kamu harus memberi vitamin dalam dosis yang tepat.
Terlalu sedikit bisa menyebabkan defisiensi, sedangkan terlalu banyak justru bisa berbahaya.
Contohnya, Vitamin D.
Kelebihan Vitamin D pada kucing dapat menyebabkan hiperkalsemia, yaitu kondisi di mana kadar kalsium dalam darah meningkat drastis.
Hal ini bisa bikin kucingmu muntah-muntah, diare, gelisah, mengalami kerusakan organ internal, bahkan menyebabkan kematian jika tidak segera ditangani.
4. Mineral
Kucing membutuhkan zat besi (iron), kalsium, magnesium, natrium, fosfor, dan klorida.
Masing-masing mineral ini punya tugas spesifik untuk mendukung fungsi tubuh si meong.
Contohnya, kalsium dan fosfor bekerja sama untuk menjaga kesehatan tulang dan gigi.
Zat besi penting untuk produksi sel darah merah, sedangkan magnesium membantu fungsi otot dan saraf.
Meskipun sering dianggap remeh, natrium dan klorida ternyata penting untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh dan mendukung sistem saraf.
Sama seperti vitamin, mineral juga harus diberikan dalam jumlah yang tepat.
Kelebihan atau kekurangan mineral tertentu bisa menyebabkan masalah kesehatan.
Misalnya, terlalu banyak fosfor bisa mengganggu fungsi ginjal, sedangkan kekurangan kalsium bisa melemahkan tulang.
5. Air
Air adalah kebutuhan dasar semua makhluk hidup tetapi kucing cenderung kurang minum air secara alami.
Kenapa demikian? Kebiasaan buruk ini ternyata berkaitan dengan sejarah evolusi dan adaptasi fisiologis kucing.
Kucing berasal dari lingkungan gurun, di mana nenek moyang mereka mendapatkan sebagian besar cairan dari mangsa yang mereka makan.
Inilah yang bikin kucing jarang merasa haus.
Nah, sebagai cat owner, kamu perlu memastikan kucing tetap terhidrasi dengan baik.
Kamu bisa menyediakan air bersih, menggunakan air mancur kucing untuk menarik perhatian mereka, atau mencampurkan sedikit air ke dalam makanan basah.
Dengan begitu, kamu bisa membantu si meong tetap sehat dan terhindar dari masalah dehidrasi atau gangguan ginjal.
Apakah Kucing Perlu Karbohidrat?
Cat owner mungkin pernah mendengar bahwa kucing tidak membutuhkan karbohidrat.
Bahkan, beberapa sumber bilang kalau makan biji-bijian (grain) itu akan berakibat buruk buat kucing.
Faktanya, karbohidrat tidak sepenuhnya “jahat” untuk kucing.
Ketika diolah dengan benar, bahan seperti jagung dalam makanan kucing bisa menjadi lebih mudah dicerna dan bahkan memberikan sumber energi yang cepat.
Namun, karbohidrat tidak boleh mendominasi porsi makanan kucing.
Protein tetaplah nutrisi utama yang harus menjadi fokus dalam menu harian mereka.
Panduan Lengkap Jenis-jenis Makanan Kucing
Ketika kamu berkunjung ke pet shop buat beli makanan kucing, kamu akan melihat tumpukan rak produk yang berisi berbagai jenis makanan.
Minpyu yakin cat owner pemula bakal bingung karena produk-produk ini selalu terlihat hampir sama meskipun sebenarnya berbeda.
Nah, kenali dulu semua jenis makanan kucing sebelum membeli.
Jenis-Jenis Makanan Kucing Berdasarkan Wujudnya
Ada beberapa pilihan makanan kucing berdasarkan wujudnya yang bisa kamu sesuaikan dengan kebutuhan dan preferensi si meong.
1. Makanan Kering/Dry Food untuk Kucing
Dry food adalah jenis makanan kucing yang paling populer dan praktis karena berbentuk seperti kue kecil-kecil yang kering.
Dengan kadar air hanya sekitar 6-10%, makanan ini terbuat dari campuran daging, biji-bijian, sayuran, vitamin, dan mineral yang diproses menjadi bentuk kering atau kibble.
Selain tahan lama dan mudah disimpan, dry food juga membantu menjaga kesehatan gigi kucing karena teksturnya yang renyah bisa mengurangi penumpukan plak.
Namun, pastikan kamu selalu menyediakan air minum yang cukup, ya, karena kandungan airnya yang rendah bisa membuat kucing lebih rentan dehidrasi.
2. Makanan Basah/Wet Food untuk Kucing
Wet food adalah pilihan lain yang banyak disukai kucing (dan pecinta kucing karena teksturnya yang lembut dan kadar airnya yang tinggi yang mencapai 70-80%.
Makanan ini biasanya tersedia dalam kemasan kaleng, pouch, atau tray, dan terbuat dari bahan-bahan seperti daging, ikan, serta dilengkapi vitamin dan mineral.
Tingginya kadar air dalam wet food membantumu menjaga kucing tetap terhidrasi meski mereka malas minum air.
Selain itu, aromanya yang kuat seringkali lebih menggugah selera si meong.
Namun, makanan basah lebih cepat basi, jadi pastikan untuk menyimpannya dengan benar setelah dibuka!
3. Makanan Mentah (BARF)
Diet BARF (Biologically Appropriate Raw Food) adalah pola makan yang dirancang untuk meniru makanan alami kucing liar.
Makanan ini terdiri dari bahan-bahan mentah seperti daging, tulang yang bisa dimakan, organ hewan, serta tambahan suplemen penting seperti taurin, omega-3, dan vitamin.
Tujuannya adalah memberikan nutrisi yang lebih alami dan sesuai dengan kebutuhan biologis kucing.
Meski terdengar menarik, diet BARF membutuhkan persiapan dan pengetahuan yang tepat.
Kamu harus memastikan bahan-bahan yang digunakan segar, aman, dan seimbang nutrisinya.
Selain itu, kamu harus berkonsultasi dengan dokter hewan sebelum memulai diet BARF, karena makanan mentah berisiko mengandung bakteri atau parasit jika tidak ditangani dengan benar.
4. Makanan Freeze-Dried untuk Kucing
Freeze-dried cat food adalah jenis makanan kucing yang unik karena melalui proses pembekuan dan pengeringan vakum.
Proses ini menghilangkan kelembapan tanpa merusak nutrisi alami dari bahan mentahnya, sehingga makanan tetap ringan, tahan lama, dan kaya nutrisi.
Makanan kucing freeze-dried biasanya terbuat dari daging mentah, organ, dan tulang yang dibekukan dan dikeringkan sehingga bisa jadi pilihan tepat untuk cat owner yang ingin memberikan nutrisi alami tanpa repot menyiapkan makanan mentah.
Jenis-jenis Makanan Kucing Berdasarkan Kandungannya
Ada beberapa pilihan makanan kucing berdasarkan kandungannya yang bisa kamu sesuaikan dengan kebutuhan dan preferensi si meong.
1. Makanan Bebas Biji-bijian (Grain Free)
Makanan kucing bebas biji-bijian adalah pilihan makanan yang dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan kucing sebagai obligate carnivore (karnivora sejati).
Jenis makanan ini tidak mengandung biji-bijian seperti gandum, jagung, beras, atau kedelai, yang seringkali dianggap kurang sesuai dengan sistem pencernaan kucing.
Sebagai gantinya, makanan grain-free lebih mengutamakan protein hewani tinggi dari daging, ikan, atau unggas, yang lebih alami dan mudah dicerna oleh si meong.
2. Makanan Kucing Rendah Protein
Makanan kucing rendah protein adalah jenis makanan khusus yang diformulasikan dengan kadar protein lebih rendah daripada makanan kucing biasa.
Jenis ini biasanya direkomendasikan untuk kucing yang mengalami masalah kesehatan seperti penyakit ginjal, hati, atau kondisi lain yang membuat mereka kesulitan mencerna atau mengolah protein dalam tubuh.
Dengan mengurangi beban kerja organ-organ tersebut, makanan rendah protein bisa membantu menjaga kualitas hidup si meong.
Ciri-ciri makanan rendah protein antara lain kandungan proteinnya yang lebih rendah, biasanya di bawah 30% untuk dry food dan di bawah 8% untuk wet food.
3. Makanan Kucing Rendah Kalori
Makanan kucing rendah kalori adalah pilihan tepat untuk kucing yang perlu mengontrol berat badan atau bahkan menurunkan berat badan.
Jenis makanan ini cocok untuk kucing yang obesitas, kurang aktif, atau cenderung mudah gemuk, seperti kucing indoor atau kucing yang sudah disteril.
Dengan kandungan kalori yang lebih rendah, makanan ini membantu menjaga berat badan si meong tetap ideal tanpa mengurangi asupan nutrisi penting.
Makanan rendah kalori biasanya mengandung kalori di bawah 350 kkal per 100 gram untuk dry food dan di bawah 80 kkal per 100 gram untuk wet food.
Meski rendah kalori, makanan ini tetap tinggi protein dan rendah lemak, sehingga kucing tetap mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan.
Selain itu, makanan ini sering mengandung serat lebih tinggi untuk membantu kucing merasa kenyang lebih lama, serta L-carnitine yang mendukung metabolisme lemak.
4. Makanan Kucing untuk Urinary Health
Makanan kucing untuk kesehatan saluran kemih dirancang khusus untuk mencegah dan mengatasi masalah kemih, seperti kristal urin, batu kandung kemih, infeksi saluran kemih (UTI), atau penyakit saluran kemih bawah kucing (FLUTD).
Jenis makanan ini membantu menjaga kesehatan sistem kemih si meong dengan mengontrol kadar mineral tertentu dan menjaga keseimbangan pH urin.
Makanan kucing urinary health punya kandungan mineral seperti magnesium, fosfor, dan kalsium yang dikontrol untuk mencegah pembentukan kristal.
Makanan ini juga diformulasikan untuk menjaga pH urin sedikit asam (6.0–6.5), sehingga kristal urin tidak mudah terbentuk.
Selain itu, makanan basah untuk urinary health biasanya punya kadar kelembapan tinggi untuk membantu hidrasi dan membuat urin lebih encer.
5. Makanan Kucing untuk Pencernaan Sensitif
Makanan kucing untuk pencernaan sensitif dirancang khusus untuk membantu kucing yang sering mengalami masalah pencernaan seperti muntah, diare, atau sembelit.
Jenis makanan ini mengandung bahan-bahan yang lebih mudah dicerna dan diformulasikan untuk menjaga keseimbangan mikrobiota usus, sehingga sistem pencernaan si meong bisa berfungsi lebih baik.
Selain itu, makanan ini sering dilengkapi probiotik dan prebiotik, seperti FOS dan MOS, untuk mendukung pertumbuhan bakteri baik di usus.
6. Makanan Kucing untuk Hairball
Makanan kucing untuk hairball control dibuat untuk mengurangi dan mencegah pembentukan hairball, yaitu gumpalan bulu yang sering tertelan kucing saat mereka grooming.
Hairball merupakan kondisi yang bisa menyebabkan muntah atau gangguan pencernaan jika tidak dikelola dengan baik.
Makanan anti hairball membantu mengatasinya dengan cara membuat bulu yang tertelan keluar melalui feses, bukan muntah, sehingga kucing tetap nyaman dan sehat.
Itulah mengapa makanan hairball control punya kandungan serat alami yang tinggi, seperti psyllium husk atau beet pulp, untuk membantu pergerakan bulu dalam sistem pencernaan.
Jenis-jenis Makanan Kucing Berdasarkan Usia dan Fase Hidup Kucing
Ada beberapa pilihan makanan kucing berdasarkan usia dan fase hidup si meong.
1. Makanan untuk Kitten (Anak Kucing)
Makanan untuk kitten yang berusia di bawah 12 bulan dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan nutrisi anak kucing yang sedang dalam masa pertumbuhan pesat.
Kitten membutuhkan lebih banyak energi, protein, dan nutrisi dibandingkan kucing dewasa karena mereka sedang mengembangkan sistem imun, otot, dan organ tubuh.
Makanan khusus ini sebaiknya diberikan hingga kitten berusia 12 bulan, sebelum akhirnya beralih ke makanan kucing dewasa secara bertahap.
2. Makanan untuk Adult Cat (Kucing Dewasa)
Makanan untuk kucing dewasa dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan nutrisi kucing yang sudah mencapai usia dewasa atau berusia di antara 1–7 tahun.
Berbeda dengan kitten yang membutuhkan makanan tinggi kalori dan protein untuk pertumbuhan, kucing dewasa memerlukan asupan seimbang untuk menjaga berat badan, kesehatan organ, dan energi yang cukup tanpa berlebihan.
Ciri-ciri makanan untuk kucing dewasa antara lain kandungan protein seimbang, biasanya antara 30-40%, untuk menjaga massa otot tanpa menyebabkan kenaikan berat badan berlebih.
Tingkat lemaknya juga moderat, sekitar 10-20%, agar kucing tetap aktif tanpa risiko obesitas.
3. Makanan untuk Senior Cat (Kucing yang Sudah Tua)
Makanan untuk kucing senior atau kucing berusia 7 tahun ke atas dibuat untuk mengatasi perubahan metabolisme, penurunan massa otot, serta peningkatan risiko penyakit seperti gangguan ginjal, radang sendi, atau obesitas.
Makanan ini diformulasikan untuk memelihara kesehatan organ, mendukung mobilitas, dan tetap memenuhi kebutuhan gizi tanpa membebani tubuh kucing yang sudah tua.
Makanan untuk kucing senior mengandung protein berkualitas tinggi yang lebih mudah dicerna untuk membantu menjaga massa otot tanpa membebani ginjal.
Kandungan kalori dan lemaknya lebih rendah untuk menghindari obesitas, karena tingkat aktivitas kucing senior cenderung menurun.
4. Makanan untuk Kucing Hamil dan Menyusui
Makanan untuk kucing hamil dan menyusui berfungsi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang meningkat selama masa kehamilan dan laktasi.
Pada periode ini, kucing membutuhkan asupan energi, protein, dan lemak yang lebih tinggi untuk mendukung pertumbuhan janin serta produksi ASI yang berkualitas bagi anak-anaknya.
Makanan untuk kucing hamil dan menyusui mengandung protein dan lemak yang tinggi untuk mendukung pertumbuhan janin dan produksi susu.
Selain itu, makanan ini juga mengandung DHA dan EPA, yang penting untuk perkembangan otak dan sistem saraf anak kucing.
Faktor Penting untuk Menentukan Makanan Kucing yang Tepat
Setelah tahu kebutuhan nutrisi dan produk-produk yang tersedia kamu harus mempertimbangkan beberapa hal sebelum akhirnya memilih satu produk yang paling tepat.
Umur dan Fase Hidup Kucing
Sebelum beli makanan kucing, hal pertama yang harus kamu perhatikan adalah fase hidup si meong.
Kenapa? Karena kebutuhan nutrisi kucing berbeda-beda tergantung usianya.
Umumnya, makanan kucing dibagi jadi dua kategori utama: makanan untuk kitten (anak kucing) dan makanan untuk kucing dewasa.
Selain itu, kamu juga bisa menemukan makanan untuk kucing senior (usia tua).
Meski perbedaan antara makanan dewasa dan senior nggak terlalu besar, bedanya dengan makanan kitten cukup signifikan, lho.
Nah, saat kitten masih dalam masa pertumbuhan, mereka butuh protein dan kalori lebih tinggi untuk mendukung perkembangan tubuhnya.
Makanan kitten harus mengandung minimal 30% protein, tapi World Small Animal Veterinary Association (WSAVA) menyarankan kadar protein 40% atau lebih.
Oleh karena itulah, makanan kitten selalu mengandung kalori dari kadar protein yang lebih tinggi.
Selain itu, kitten food juga cenderung mengandung lebih banyak lemak, lebih sedikit serat, dan lebih banyak taurin (asam amino esensial) dibandingkan makanan kucing dewasa.
Ketika kucingmu sudah berusia di atas 1 tahun, kamu harus mulai memberinya makanan kucing dewasa.
Jangan pakai makanan kitten karena nutrisinya bakalan berlebihan sehingga bikin berat badan mereka bermasalah.
Jika kucingmu sudah tua dan punya kebutuhan khusus (seperti masalah sendi atau pencernaan) berkonsultasilah dengan dokter hewan tentang nutrisi tambahan atau suplemen yang mungkin dibutuhkan.
Bahan Makanan Kucing
Bahan pertama dalam daftar ingredient list di kemasan makanan kucing harus selalu berasal dari protein hewani berkualitas tinggi, seperti daging, unggas, atau ikan.
Bahan makanan ini bisa bisa berupa daging utuh atau meat meal (daging yang sudah dikeringkan dan diolah jadi bubuk).
Hindari makanan yang bahan pertamanya justru berupa karbohidrat.
By-product atau sisa olahan hewan dari sumber yang jelas (misalnya: chicken by-product) masih oke sebagai sumber protein tambahan, tapi hindari yang hanya tertulis umum seperti “poultry by-product meal” karena kurang jelas berasal dari hewan apa.
Kalau mau bandingin beberapa merek makanan kucing, fokus ke 5-10 bahan pertamanya.
Idealnya, minimal 2 dari 3 bahan pertama dalam ingredient list yang tertulis di kemasan makanan kucing harus berasal dari protein hewani.
Hindari makanan yang lebih banyak mengandung protein nabati atau konsentrat protein tumbuhan, apalagi kalau kandungan karbohidratnya lebih dominan daripada proteinnya.
Jangan cuma lihat bahan utama, tapi cek juga seluruh daftar bahan untuk memastikan kualitasnya.
Makanan kucing yang baik harusnya mengandung kurang dari 10% karbohidrat.
Namun, makanan kering (dry food) biasanya lebih tinggi karbohidrat dibanding makanan basah (wet food).
Mencari tahu perkiraan kandungan karbohidrat dalam suatu produk, memang agak sulit karena tidak semua angka persentasenya tersedia.
Tapi, kamu masih bisa memperkirakannya dengan melihat daftar bahan dan menganalisis komposisinya.
Kesimpulannya, pilih makanan kucing yang kaya protein hewani, minim karbohidrat, dan bebas dari bahan tambahan yang nggak perlu.
Dengan begitu, kucingmu bisa tetap sehat dan aktif.
Rekomendasi AFFCO vs Guaranteed Analysis
Sebagian besar perusahaan makanan hewan (terutama yang berasal dari Amerika) membuat produk mereka dengan merujuk pada standar nutrisi minimal yang ditetapkan oleh Association of American Feed Control Officials (AAFCO).
Seperti apa sih standar minimalnya? Coba cek tabel di bawah ini!
| Nutrisi | Kitten & Kucing Hamil | Kucing Dewasa |
| Crude Protein | 30.0% | 26.0% |
| Crude Fat | 9.0% | 9.0% |
| Calcium | 1.0% | 0.6% |
| Phosphorus | 0.8% | 0.5% |
| Taurine (extruded) | 0.10% | 0.10% |
| Taurine (canned) | 0.20% | 0.20% |
Kamu bisa membandingkan persenan standar nutrisi AFFCO ini dengan guaranteed analysis yang tertera di belakang kemasan makanan kucing.
Jadi, apa itu guaranteed analysis?
Guaranteed analysis adalah angka yang menunjukkan kandungan protein, lemak, fiber, dan air dalam sebuah produk.
Ada produk makanan kucing yang juga memuat persenan nutrisi utamanya seperti omega 3, omega 6, vitamin dan mineral.
Kamu bisa langsung membandingkan persenan ini dengan standar minimum AFFCO tadi.
Kebanyakan produk akan mengandung persenan yang sedikit lebih banyak daripada standar.
Misalnya saja produk makanan kucing adult yang ada di contoh punya kandungan crude protein sebanyak 27% atau 1% lebih tinggi daripada persyaratan AFFCO.
Tentu saja, ini bagus. Tapi, jangan hanya mengikuti standar AFFCO.
Pikirkan kebutuhan biologis kucingmu.
Sebuah penelitian mengungkap bahwa kucing yang hidup di alam liar mengkonsumsi sekitar 55% protein, 45% lemak, dan hanya 1-2% karbohidrat.
Mempertimbangkan pola hidup yang seperti ini tentu lebih penting daripada sekadar memenuhi standar minimal nutrisi kucing.
Dengan kata lain, sebuah produk makanan kucing yang sudah memenuhi (dan bahkan sedikit melebihi) standar AFFCO tidak bisa langsung dianggap berkualitas tinggi.
Tapi, kamu bisa menggunakan ini sebagai salah satu faktor untuk menentukan mana makanan yang baik buat kucingmu.
Dry Food vs Wet Food
Dry food (makanan kering) dan wet food (makanan basah) untuk kucing punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Coba cek tabel berikut ini untuk memahami perbandingan wet food dan dry food!
| Aspek | Dry Food (Makanan Kering) | Wet Food (Makanan Basah) |
| Kandungan Air | Rendah (±10%) | Tinggi (±70-80%) |
| Kepraktisan | Tahan lama, bisa disimpan lama | Harus segera dikonsumsi setelah dibuka |
| Kesehatan Gigi | Membantu membersihkan plak | Tidak membantu membersihkan gigi |
| Pencernaan | Lebih sulit dicerna oleh beberapa kucing | Lebih mudah dicerna, cocok untuk kucing tua atau sakit |
| Aroma & Rasa | Kurang menggugah selera | Lebih menarik untuk kucing picky eater |
| Karbohidrat | Lebih tinggi, bisa mengandung biji-bijian | Lebih rendah, lebih sesuai dengan diet alami kucing |
| Protein | Cukup, tetapi tergantung merek | Lebih tinggi dan lebih mirip dengan makanan alami kucing |
| Harga | Lebih ekonomis | Lebih mahal per porsi |
| Efek pada Hidrasi | Bisa menyebabkan dehidrasi jika kucing kurang minum | Membantu hidrasi dan kesehatan ginjal |
| Cocok untuk | Kucing sehat, aktif, dan pemilik sibuk | Kucing dengan masalah ginjal, pencernaan, atau yang picky eater |
Masih bingung mana yang lebih baik untuk kamu dan kucingmu?
Coba ikuti saran Minpyu:
- Jika kamu ingin makanan kucing yang praktis dan lebih hemat, dry food bisa menjadi pilihan utama, tetapi pastikan kucingmu tetap minum cukup air.
- Jika kamu ingin nutrisi lebih alami dan hidrasi lebih baik, wet food lebih direkomendasikan, meskipun total biaya makan kucing jadi lebih mahal.
- Kombinasi wet food dan dry food adalah pilihan terbaik untuk mendapatkan manfaat dari masing-masing jenis makanan
Kamu bisa mencoba mengkombinasikan kedua jenis makanan kucing dengan rumus ini:
- 50% Wet Food + 50% Dry Food (Seimbang)
- Cocok untuk kucing sehat dengan kebutuhan gizi yang optimal.
- Pagi & Malam: Wet food untuk hidrasi dan protein berkualitas.
- Siang atau sebagai camilan: Dry food dalam jumlah lebih kecil.
- 70% Wet Food + 30% Dry Food (Untuk Kucing dengan Masalah Ginjal atau Dehidrasi)
- Cocok untuk kucing senior, kucing dengan masalah ginjal, atau yang kurang minum.
- Mayoritas wet food diberikan sepanjang hari.
- Sedikit dry food bisa diberikan untuk tekstur dan melatih gigi.
- 30% Wet Food + 70% Dry Food (Untuk Kucing yang Aktif & Tidak Picky Eater)
- Cocok untuk kucing yang sehat dan minum cukup air.
- Dry food sebagai makanan utama.
- Wet food diberikan sebagai tambahan, misalnya 1 kali sehari (bisa juga 1-2 kali seminggu agar lebih hemat).
- Wet Food sebagai Topping (Untuk Kucing yang Sulit Beralih ke Wet Food)
- Jika kucing terbiasa makan dry food dan sulit makan wet food, bisa dicampurkan sedikit di atas kibble.
- Perlahan tingkatkan porsi wet food jika ingin transisi ke diet lebih basah.
Harga vs Kualitas
Minpyu tahu bahwa saat belanja makanan kucing, kamu pasti selalu mikirin harganya.
Namun, kamu harus paham bahwa kualitas juga sama pentingnya dengan harga.
Membeli makanan kucing hanya karena harganya terlalu murah bisa berimbas pada kesehatan kucingmu dan akhirnya bikin kamu boncos karena si kucing jadi rentan sakit sehingga harus sering dibawa ke dokter hewan.
Harga memang bukan satu-satunya penentu kualitas.
Namun, harga bisa memberikan petunjuk.
Sebab, makanan kucing yang berkualitas biasanya tidak dijual dengan harga murah dan sebaliknya, makanan kucing yang murah biasanya memang tidak berkualitas.
Meskipun ini bukan hal mudah, Minpyu selalu merekomendasikan cat lover untuk beli makanan terbaik yang bisa didapatkan secara konsisten.
Artinya begini, jangan hanya fokus pada yang harganya mahal. Kamu juga harus memastikan bahwa kamu mampu terus menyediakan makanan tersebut dengan mempertimbangkan budget bulanan serta keberadaan makanan itu di areamu.
Tempat Membeli Makanan Kucing
Memilih tempat membeli makanan kucing sama pentingnya dengan memilih jenis makanannya.
Coba bandingkan semua tempat membeli makanan kucing di tabel berikut ini:
| Tempat Membeli | Kelebihan | Kekurangan |
| Pet Shop | Bisa melihat produk secara langsung, konsultasi dengan staf, ada berbagai pilihan merek premium. | Harga cenderung lebih mahal, stok bisa terbatas, perlu waktu dan tenaga untuk datang ke toko. |
| Supermarket & Minimarket | Mudah ditemukan, praktis untuk pembelian mendadak, tersedia merek-merek umum. | Pilihan terbatas, jarang ada merek premium, harga lebih tinggi dibandingkan toko khusus. |
| E-commerce & Marketplace | Pilihan lebih luas, harga sering lebih murah karena promo, bisa membaca ulasan pembeli. | Risiko barang palsu atau kadaluarsa, butuh waktu pengiriman, tidak bisa mengecek langsung sebelum membeli. |
| Distributor atau Grosir | Harga lebih murah untuk pembelian dalam jumlah besar, stok lebih lengkap. | Harus membeli dalam jumlah banyak, tidak selalu cocok untuk yang hanya punya satu kucing. |
| Dokter Hewan atau Klinik Hewan | Menyediakan makanan khusus untuk kondisi kesehatan tertentu, bisa mendapat rekomendasi profesional. | Pilihan merek terbatas, harga lebih mahal dibandingkan tempat lain. |
Kesimpulan:
- Jika ingin makanan kucing premium dan konsultasi langsung, pet shop atau klinik hewan adalah pilihan terbaik.
- Jika mencari kemudahan dan harga lebih murah, e-commerce atau distributor grosir bisa menjadi solusi.
- Untuk pembelian mendadak, supermarket atau minimarket bisa menjadi pilihan, tetapi dengan keterbatasan merek dan harga yang lebih mahal.
Rekomendasi terbaik dari Minpyu: Gunakan kombinasi e-commerce untuk harga terbaik, pet shop untuk produk premium, dan dokter hewan jika kucing memiliki kebutuhan khusus!
Pilihan Brand Makanan Kucing
Kalau kamu pergi ke pet shop, kamu akan menemukan berbagai merek makanan kucing, mulai dari merek internasional terkenal hingga merek lokal. Nah, kamu harus memilih merek yang terpercaya dan memiliki reputasi yang baguus untuk memastikan kucing mendapatkan nutrisi terbaik.
Minpyu punya beberapa rekomendasi brand dan produsen makanan kucing terpercaya. Ini list lengkapnya!
1. Merek Internasional Populer
Merek-merek ini umumnya memiliki penelitian dan pengembangan yang kuat serta pilihan formula yang luas:
- Royal Canin – Diformulasikan berdasarkan riset ilmiah untuk kebutuhan kucing di berbagai usia.
- Pro Plan – Mengandung bahan berkualitas tinggi untuk mendukung kesehatan kucing.
- Hill’s Science Diet – Menggunakan formula berbasis penelitian dengan nutrisi yang seimbang.
- Iams – Menawarkan nutrisi lengkap dengan harga kompetitif.
- Whiskas – Merek populer dengan berbagai varian rasa yang disukai kucing.
- Friskies – Pilihan ekonomis dengan nutrisi dasar yang mencukupi.
- Purina ONE – Fokus pada formula berkualitas tinggi untuk kesehatan kucing.
2. Merek Premium/Holistik
Merek-merek ini sering menggunakan bahan alami dan berkualitas tinggi:
- Orijen – Kaya akan protein hewani dengan bahan segar dan alami.
- Acana – Menggunakan daging berkualitas tinggi dan rendah karbohidrat.
- Taste of the Wild – Diformulasikan menyerupai pola makan alami kucing liar.
- Blue Buffalo – Mengandung bahan premium tanpa pengawet buatan.
- Merrick – Menggunakan bahan organik dan bebas bahan tambahan buatan.
- Wellness – Fokus pada nutrisi alami untuk kesehatan optimal kucing.
3. Merek Lokal/Regional (Indonesia – Contoh)
Merek-merek ini lebih mudah ditemukan di Indonesia dengan harga lebih terjangkau:
- Me-O – Pilihan ekonomis dengan nutrisi dasar untuk kucing.
- Felibite – Menawarkan makanan kucing dengan harga terjangkau.
- Bolt – Memiliki kandungan nutrisi yang seimbang.
- Equilibrio – Makanan premium dengan harga lebih kompetitif.
- Maxi – Pilihan makanan kucing lokal dengan harga bersahabat.
- Ori Cat – Produk lokal dengan kualitas cukup baik untuk kucing.
- Cleo – Dikenal dengan variasi produk yang beragam.
- Cat Choize – Salah satu merek lokal dengan nutrisi yang cukup baik untuk kucing.
Dengan memilih merek makanan yang tepat, kucing bisa mendapatkan nutrisi terbaik untuk pertumbuhan dan kesehatannya.
Rangkuman Aturan Penting dalam Memilih Makanan Kucing
Dari banyak faktor pertimbangan dalam memilih makanan kucing, Minpyu akhirnya merangkum semuanya jadi sepuluh poin penting ini.
| 10 ATURAN MEMILIH MAKANAN KUCING 1. Pilih makanan sesuai usia kucing, karena kebutuhan nutrisi kitten, dewasa, dan senior berbeda. 2. Pastikan bahan utama adalah protein hewani berkualitas, seperti daging, unggas, atau ikan, bukan karbohidrat. 3. Hindari makanan dengan terlalu banyak protein nabati, karena kucing adalah obligate carnivore yang butuh protein hewani tinggi. 4. Cek kadar karbohidratnya, sebaiknya di bawah 10% agar lebih sesuai dengan pola makan alami kucing. 5. Bandingkan kandungan nutrisi dengan standar AAFCO, tetapi tetap prioritaskan kebutuhan biologis kucing. 6. Pilih antara dry food atau wet food berdasarkan kebutuhan kucing, atau kombinasikan keduanya untuk hasil terbaik. 7. Jangan hanya melihat harga, tapi juga kualitas, karena makanan murah bisa berdampak buruk pada kesehatan kucing. 8. Beli makanan dari tempat terpercaya, seperti pet shop, e-commerce resmi, atau distributor yang terjamin. 9. Sesuaikan pilihan merek dengan kebutuhan kucing, baik itu merek premium, holistik, atau lokal yang terpercaya. 10. Jika kucing memiliki kondisi kesehatan khusus, konsultasikan dengan dokter hewan sebelum memilih makanannya. |
Tips Memberi Makan Kucing dengan Cara yang Tepat
Oke, setelah kamu memilih makanan yang paling sesuai dengan kebutuhan kucingmu, maka kamu harus memberikan makanan ini padanya.
Jangan sampai salah pola makan, ya!
Minpyu akan membahas beberapa tips pemberian makanan pada kucing untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan kesehatannya.
1. Atur Jadwal Makan yang Konsisten
Jadwal makan yang teratur bikin kucingmu punya pola makan yang sehat, terhindar dari obesitas, serta mendapatkan nutrisi yang sesuai dengan kebutuhannya.
Setiap usia kucing memiliki kebutuhan makan yang berbeda, sehingga frekuensi pemberian makanan perlu disesuaikan.
Untuk anak kucing atau kitten yang berusia 0 hingga 12 bulan, pemberian makan sebaiknya dilakukan sebanyak 3-4 kali sehari.
Kitten masih dalam masa pertumbuhan yang pesat, sehingga mereka membutuhkan lebih banyak energi dan nutrisi dibandingkan kucing dewasa.
Metabolisme mereka juga lebih cepat, sehingga mereka perlu makan lebih sering agar tetap bertenaga.
Ketika kucing memasuki usia dewasa, yaitu sekitar 1 hingga 7 tahun, frekuensi pemberian makan bisa dikurangi menjadi 2 kali sehari, biasanya di pagi dan malam hari.
Pada usia ini, metabolisme kucing sudah lebih stabil, sehingga mereka tidak memerlukan makanan sesering saat masih kecil.
Memberinya makan dua kali sehari bisa membantu kucing terhindar dari obesitas dan memastikan kucing mendapatkan nutrisi yang cukup tanpa kelebihan kalori.
Selanjutnya, untuk kucing senior yang berusia lebih dari 7 tahun, jadwal makan bisa disesuaikan menjadi 2 hingga 3 kali sehari.
Pada tahap ini, beberapa kucing mungkin mengalami perubahan metabolisme, pencernaan yang lebih lambat, atau masalah pada gigi mereka.
Jika kucing mulai kehilangan nafsu makan atau berat badannya menurun, kamu boleh memberikan satu kali makan ekstra.
Kamu juga bisa memberi makanan dengan tekstur lebih lunak (wet food atau dry food yang dibasahi) agar mereka bisa mengunyah dengan lebih mudah.
2. Takar Porsi Makan dengan Benar
Jika kucing makan terlalu sedikit, ia bisa kekurangan nutrisi, sedangkan jika makan terlalu banyak, risiko obesitas meningkat.
Oleh karena itu, porsi makanan harus disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing kucing berdasarkan berat badan, usia, dan tingkat aktivitasnya.
Setiap merek makanan kucing biasanya memiliki rekomendasi porsi yang berbeda, tergantung pada kandungan nutrisi di dalamnya.
Jadi, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah membaca petunjuk takaran yang tertera di kemasan makanan kucing.
Umumnya, produsen makanan kucing mencantumkan jumlah makanan yang disarankan berdasarkan berat badan kucing.
Coba cek tabel panduan takaran makanan kucing berdasarkan berat badan dan tingkat aktivitasnya:
| Berat Badan Kucing (kg) | Kucing Kurang Aktif (kcal/hari) | Kucing Aktif (kcal/hari) | Porsi Kering (gram/hari) | Porsi Basah (gram/hari) |
| 2 kg | 80 – 100 kcal | 100 – 120 kcal | 30 – 40 g | 150 – 180 g |
| 3 kg | 100 – 130 kcal | 130 – 160 kcal | 40 – 50 g | 180 – 210 g |
| 4 kg | 120 – 160 kcal | 160 – 200 kcal | 50 – 65 g | 210 – 250 g |
| 5 kg | 140 – 180 kcal | 180 – 230 kcal | 60 – 75 g | 250 – 280 g |
| 6 kg | 160 – 200 kcal | 200 – 260 kcal | 70 – 85 g | 280 – 320 g |
Catatan:
- Porsi di atas adalah perkiraan dan bisa berbeda tergantung dari merek makanan yang digunakan.
- Jika memberikan kombinasi makanan kering dan basah, jumlahnya bisa disesuaikan agar total kalorinya tetap sesuai.
- Selalu sediakan air bersih untuk kucing, terutama jika makanan yang diberikan adalah dry food.
3. Pastikan Kucing Mendapat Cukup Air
Kucing membutuhkan asupan air yang cukup untuk menjaga kesehatan organ tubuhnya, terutama ginjal dan saluran kemih.
Sayangnya, kucing cenderung tidak banyak minum.
Kekurangan cairan dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti dehidrasi, infeksi saluran kemih, dan batu ginjal.
Makanya, cat owner harus selalu memastikan kucing bisa mendapatkan air setiap saat.
Kucing lebih suka air yang bersih dan segar, sehingga air di mangkuknya harus diganti secara rutin, minimal dua kali sehari.
Kamu harus menggunakan wadah air dari bahan stainless steel atau keramik, bukan yang plastik.
Pasalnya, plastik dapat menyerap bau dan meninggalkan rasa yang tidak disukai kucing.
Letakkan mangkuk air di tempat yang mudah dijangkau, tetapi jauh dari kotak pasir atau tempat makan agar kucing lebih nyaman saat minum.
Beberapa kucing lebih suka minum air yang mengalir daripada air diam di mangkuk.
Jika kucing jarang minum, kamu bisa coba pakai water fountain atau air mancur kucing.
Alat ini membantu menjaga air tetap segar dan mengalir, sehingga lebih menarik bagi kucing.
Selain itu, water fountain juga menyaring kotoran dan menjaga kebersihan air lebih lama dibandingkan mangkuk biasa.
Kucingmu masih kurang minum?
Minpyu sering pakai cara ini buat memastikan kucing tetap terhidrasi:
- Menambahkan air ke makanan basah
- Menyediakan lebih dari satu mangkok air
- Mencampurkan es batu yang dibuat dari kaldu ikan atau ayam ke dalam air minum kucing
Cobain deh!
4. Gunakan Mangkuk yang Sesuai
Beberapa kucing mungkin enggan makan atau minum bukan karena makanannya, tetapi karena bentuk dan bahan mangkuk yang digunakan.
Loh, kok bisa ya?
Kucing memiliki kumis (whiskers) yang sangat sensitif terhadap sentuhan.
Jika mereka makan dari mangkuk yang terlalu dalam atau sempit, kumis mereka akan terus bersentuhan dengan sisi mangkuk.
Inilah yang kemudian menyebabkan whisker stress atau stres pada kumis dan bikin kucing enggan untuk makan.
Makanya, kamu harus selalu menggunakan mangkuk yang lebar dan dangkal agar kucing bisa makan dengan nyaman tanpa harus menyentuh tepian mangkuk.
Selain bentuknya, kamu juga harus memikirkan bahannya.
Pilihlah mangkuk makanan kucing yang terbuat dari stainless steel agar Tahan lama, tidak mudah menyerap bau atau bakteri, serta mudah dibersihkan.
Ini adalah pilihan terbaik untuk menjaga kebersihan makanan kucing.
Selain itu, kamu juga bisa saja pilih mangkuk makanan kucing berbahan keramik karena memiliki permukaan halus dan mudah dibersihkan.
Mangkuk berbahan plastik sebaiknya dihindari karena cenderung menyerap bau dan lebih rentan terhadap pertumbuhan bakteri, yang bisa menyebabkan jerawat pada dagu kucing (feline acne).
5. Jangan Terlalu Banyak Memberi Camilan
Kucing membutuhkan pola makan yang seimbang.
Terlalu banyak memberinya cat treats atau camilan kucing dapat menyebabkan obesitas serta ketidakseimbangan nutrisi.
Makanya, kamu harus membatasi camilan kucing hingga 10% dari asupan kalori harian.
Jika kucing membutuhkan sekitar 250 kalori per hari, maka jumlah maksimal camilan yang boleh diberikan adalah 25 kalori per hari.
Jangan berlebihan dan jangan sampai camilan malah menggantikan makanan utamanya yang kaya nutrisi.
Kalau kamu masih ingin memberinya camilan, Minpyu merekomendasikan dua jenis camilan ini untuk kucing:
- Freeze-dried treats → Camilan berbahan daging asli yang dikeringkan tanpa tambahan pengawet. Kaya akan protein dan rendah karbohidrat.
- Creamy treats → Pilih varian yang bebas gula dan rendah lemak agar tidak menyebabkan obesitas atau gangguan pencernaan.
- Jerky treats → Camilan berbentuk daging kering yang lebih padat dan bisa membantu menjaga kesehatan gigi kucing. Cari yang tanpa bumbu atau tambahan garam.
6. Perhatikan Pola Makan Kucing
Cat lover perlu memperhatikan bagaimana kebiasaan makan kucing sehari-hari, karena perubahan kecil dalam nafsu makan bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan.
Jika kucing tiba-tiba kehilangan nafsu makan selama lebih dari 24 jam, ini bisa menjadi indikasi adanya gangguan kesehatan, seperti gangguan pencernaan, infeksi, atau bahkan masalah serius seperti penyakit ginjal dan hati.
Kucing yang tidak makan dalam waktu lama juga berisiko mengalami lipidosis hepatik (penyakit hati berlemak), terutama pada kucing yang sudah kelebihan berat badan.
Jika kucingmu tiba-tiba tidak mau makan, segera konsultasikan ke dokter hewan untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut.
Beberapa makanan manusia bisa beracun buat kucing.
Jangan sembarangan membagikan makanan-makanan ini kepada kucing:
- Bawang merah, bawang putih, daun bawang → Dapat merusak sel darah merah dan menyebabkan anemia.
- Cokelat → Mengandung theobromine yang beracun bagi kucing dan dapat menyebabkan muntah, diare, hingga gagal jantung.
- Makanan tinggi garam (keripik, daging olahan, keju) → Dapat menyebabkan dehidrasi dan gangguan ginjal.
- Anggur dan kismis → Dapat menyebabkan gagal ginjal akut meskipun dalam jumlah kecil.
- Susu sapi → Banyak kucing dewasa yang intoleran laktosa, sehingga susu dapat menyebabkan gangguan pencernaan seperti diare.
7. Gunakan Metode Feeding yang Sesuai
Memilih metode feeding yang sesuai sangat penting untuk menjaga kesehatan kucing.
Free feeding cocok untuk pemilik yang sibuk karena makanan kering selalu tersedia, tetapi dapat meningkatkan risiko obesitas jika tidak dikontrol.
Portion feeding lebih terstruktur karena porsi makanan diberikan pada waktu tertentu sehingga bisa membantu mengatur berat badan dan pola makan kucing.
Tabel Perbandingan Metode Feeding
| Aspek | Free Feeding | Portion Feeding |
| Jenis Makanan | Dry food | Dry food & wet food |
| Fleksibilitas Waktu | Tinggi, kucing bisa makan kapan saja | Rendah, ada jadwal makan tertentu |
| Kontrol Porsi | Rendah, kucing bisa makan sebanyak yang diinginkan | Tinggi, pemilik mengatur jumlah makanan |
| Risiko Obesitas | Tinggi, terutama untuk kucing yang rakus | Lebih rendah, karena porsi dikontrol |
| Kemudahan untuk Pemilik | Praktis, tidak perlu memberi makan berkala | Butuh disiplin dan rutinitas |
| Kecocokan untuk Kucing | Kucing yang bisa mengontrol makannya sendiri | Kucing dengan kecenderungan makan berlebih |
| Efek pada Kesehatan | Bisa menyebabkan obesitas dan diabetes jika tidak diawasi | Lebih sehat untuk kucing yang butuh kontrol berat badan |
| Hidrasi | Kurang, karena umumnya hanya dry food | Bisa lebih baik jika wet food diberikan |
| Perilaku Makan | Bisa menyebabkan ngemil terus-menerus | Membantu membangun kebiasaan makan yang lebih baik |
Akhir Kata
Nah, Minpyu udah membahas semua hal yang perlu kamu tahu soal makanan kucing.
Gimana?
Sekarang kamu bisa lebih paham cara memberikan makanan yang tepat buat si meong, mulai dari jenis makanan, jadwal makan, sampai cara mengontrol porsinya.
Jangan lupa, selalu perhatikan pola makan dan kesehatan kucingmu, ya!
Dengan perawatan yang baik, dia bisa tumbuh sehat, bahagia, dan makin lengket sama kamu.







3 tanggapan untuk “Panduan Lengkap Makanan Kucing untuk Pemula”
[…] nutrisi yang tepat untuk kitten dalam masa pertumbuhan. Pasalnya, anak kucing membutuhkan makanan dengan kandungan protein, vitamin, dan mineral yang sesuai untuk membantu perkembangan tulang, […]
[…] makanan kucing basah di atas sudah Minpyu coba dan rasanya kucingmu pasti bakal suka. Baca panduan makanan kucing sebelum menentukan pilihan. Jangan lupa cek link afiliasi di setiap produk untuk membeli langsung […]
[…] adalah karnivora obligat, artinya mereka membutuhkan protein hewani dalam makanannya. Makanan utama kucing seharusnya mengandung daging seperti ayam, ikan, atau sapi. Meskipun banyak produk makanan kucing […]