Anjing Kintamani Bali dikenal memiliki bulu ganda (double coat) yang tebal, berfungsi sebagai isolator alami di lingkungan pegunungan asalnya. Meskipun bulu ini indah, struktur padat ini menciptakan tantangan unik dalam menjaga kesehatan kulit. Kelembapan, panas, dan kurangnya ventilasi dapat dengan cepat mengubah lapisan bawah (undercoat) yang lembut menjadi sarang masalah dermatologis.
Tantangan Unik Bulu Ganda
Bulu ganda Kintamani terdiri dari lapisan luar yang kasar dan protektif, serta lapisan bawah yang padat, halus, dan berfungsi untuk menjaga suhu tubuh.
1. Titik Pemicu Panas dan Kelembapan
Masalah kulit utama bagi Kintamani di iklim tropis atau subtropis adalah panas yang terperangkap. Ketika Kintamani berenang atau berkeringat, jika lapisan bawah tidak kering sepenuhnya, ia akan menciptakan lingkungan yang sempurna (hangat, gelap, lembap) untuk pertumbuhan bakteri dan jamur. Hal ini sering memicu kondisi yang dikenal sebagai Dermatitis Pirotraumatik atau Hot Spot—infeksi bakteri akut yang berkembang dengan cepat.
2. Frekuensi Rontok (Shedding)
Kintamani mengalami kerontokan musiman yang ekstrem (blowing coat). Jika bulu tua dan mati ini tidak dikeluarkan secara teratur, mereka akan menggumpal, menghalangi aliran udara ke kulit, dan menyebabkan iritasi kronis, yang dapat berkembang menjadi infeksi sekunder.
Penyakit Kulit Umum pada Kintamani
Pemilik Kintamani harus waspada terhadap tiga kategori utama penyakit kulit:
A. Infeksi Jamur (Malassezia Dermatitis)
Penyebab: Pertumbuhan berlebihan ragi alami pada kulit, sering dipicu oleh kelembapan yang terperangkap.
Gejala Khas: Kulit berminyak, bau apak yang khas, gatal-gatal, dan penggelapan kulit di area lipatan atau pangkal ekor.
B. Infeksi Bakteri (Pyoderma dan Hot Spots)
Penyebab: Bakteri (biasanya Staphylococcus) masuk ke kulit yang teriritasi atau terluka.
Gejala Khas: Keropeng, kulit kemerahan, pustula kecil, dan Hot Spots yang menyakitkan (area merah, basah, dan meradang).
C. Alergi (Dermatitis Alergi)
Kintamani rentan terhadap alergi lingkungan (serbuk sari, tungau debu) dan alergi makanan.
Gejala Khas: Gatal-gatal kronis (pruritus), terutama di telinga, kaki, dan perut, sering menyebabkan gigitan diri dan kerontokan bulu.
Strategi Pencegahan dan Manajemen Bulu
Pencegahan lebih mudah daripada mengobati masalah kulit Kintamani. Ini adalah tiga pilar manajemen yang efektif:
1. Perawatan Bulu Rutin (Grooming)
- Penyisiran Harian: Gunakan sikat pin brush dan sisir rake (sisir garuk) untuk menjangkau lapisan bawah. Penyisiran harian sangat penting selama musim rontok untuk menghilangkan undercoat mati.
- Hindari Pencukuran: Mencukur bulu ganda untuk ‘mendinginkan’ anjing justru tidak baik untuk anjing. Lapisan luar melindungi kulit dari sinar UV dan membantu sirkulasi udara; mencukurnya merusak isolasi alami dan berpotensi menyebabkan masalah bulu tumbuh kembali.
2. Protokol Mandi dan Pengeringan
- Kekeringan Sempurna: Setelah mandi atau anjing basah, pastikan lapisan bawah benar-benar kering. Gunakan pengering rambut anjing (high-velocity dryer) untuk meniup bulu sampai ke akarnya. Proses pengeringan ini sering memakan waktu lebih lama daripada mandi itu sendiri dan sangat krusial.
- Sampo Khusus: Gunakan sampo yang diformulasikan untuk anjing dengan kulit sensitif dan sesekali gunakan sampo medis (anti-jamur atau anti-bakteri) sesuai saran dokter hewan, terutama di area yang rentan.
3. Dukungan Diet dan Lingkungan
- Makanan Kaya Omega: Pastikan nutrisi Kintamani kaya akan asam lemak Omega-3 (dari minyak ikan) untuk mendukung integritas kulit dan mengurangi peradangan.
- Kontrol Lingkungan: Rutin membersihkan alas tidur anjing dan area istirahat untuk membatasi paparan alergen seperti tungau debu.
Dengan manajemen yang cermat terhadap bulu ganda dan perhatian yang teliti terhadap tanda-tanda awal iritasi, pemilik Kintamani dapat meminimalkan risiko penyakit kulit, memastikan anjing mereka nyaman dan sehat, dan menjaga keindahan bulu mereka yang khas.
Untuk memastikan diet anjing Anda mendukung kesehatan kulit, pastikan Anda telah meninjau Makanan Optimal Anjing Kintamani.






